Sabtu, 12 Maret 2011

Pengenalan

Setelah serangan 9/11 di Amerika, seorang ibu Amerika mengatakan padaku dengan gundah bahwa putranya yang berusia 23 tahun telah memeluk Islam. Dia menikahi seorang Muslimah yang belum pernah ia temui sebelumnya dalam sebuah pernikahan yang diatur oleh imamnya. Sekarang mereka telah mempunyai seorang bayi. Putranya ingin pergi ke Afghanistan untuk bertempur bersama para Taliban untuk membunuhi tentara-tentara Amerika dan mati sebagai martir. Ibu ini juga mengatakan beberapa tahun sebelumnya, putranya berkata padanya bahwa setelah Islam menguasai Amerika, dia tidak akan ragu lagi untuk memancung kepala ibunya jika perintah untuk membunuh kafir dikumandangkan.

****
Samaira Nazir adalah wanita warga negara Inggris keturunan Pakistan berusia 25 tahun yang cerdas dan berpendidikan tinggi. Dia ditusuk sampai mati. Tenggorokannya disayat oleh saudara laki-lakinya yang berusia 30 tahun dan saudara sepupunya yang berusia 17 tahun di rumah orang tua Samaira sendiri. Samaira dituduh mempermalukan keluarganya karena telah jatuh cinta dengan seorang pemuda Afghan yang dianggap keluarganya berasal dari tingkat sosial yang lebih rendah dan Samaira menolak dikirim balik ke Pakistan. Di bulan April 2005, Samaira dipanggil keluarganya sendiri dan seluruh keluarganya menyergapnya.

Seorang tetangga menyaksikan Samaira berusaha melarikan diri tapi rambutnya direnggut ayahnya dan menariknya masuk kembali ke dalam rumah dan lalu membanting daun pintu dengan keras. Samaira terdengar berteriak, “kau bukan ibuku lagi,” yang mengartikan bahwa ibunya pun terlibat dalam pembunuhan darah dingin ini. Keponakannya yang berusia 2 dan 4 tahun disuruh menonton pembunuhan ini, selagi tetangga-tetangga mendengar mereka berteriak-teriak. Muncratan darah yang mengenai keponakan-keponakan Samaira menunjukkan mereka berdiri tidak jauh dari kejadian pembunuhan. Seluruh keluarga Samaira berpendidikan dan berkecukupan.

****
Muhammad Ali al-Ayed, 23 tahun, adalah putra jutawan Saudi yang tinggal di Amerika Serikat. Di saat petang di bulan Agustus, 2003, dia memanggil kawannya seorang Yahudi Maroko bernama Sellouk untuk bertemu. Keduanya minum di sebuah bar sebelum pergi ke apartemen Al-Ayed sekitar tengah malam. Al-Ayed mengambil pisau dan menusuk kawan Yahudinya sampai bagian tubuh kawannya hampir terpisah. Rekan kamar Al-Ayed berkata pada polisi bahwa kedua orang itu “tidak berdebat sebelum akhirnya Al-Ayed membunuh Sellouk.” Alasan tindakan pembunuhan darah dinginnya adalah karena “perbedaan agama”, demikian kata pengacara Ayed.

****
Mohammad Taheri-azar berusia 25 tahun dan adalah keturunan Iran lulusan University of North Carolina. Suatu hari di bulan Maret 2006, dia menyewa sebuah mobil jip dan mengendarakannya pelan-pelan ke dalam kampus University of North Carolina. Lalu tiba-tiba dia menginjak gas menabrak sekelompok mahasiswa dengan tujuan membunuh orang sebanyak mungkin. Dia menabrak 9 orang dan melukai 6 orang.

****
Sanao Menghwar dan istrinya adalah pasangan Hindu yang tinggal di Karachi, Pakistan. Di suatu petang di bulan November, 2005, mereka pulang kerja dan terkejut ketika mendapatkan ketiga putri mereka hilang. Setelah dua hari mencari dengan sia-sia, mereka menemukan putri-putri mereka telah diculik dan dipaksa masuk Islam. Polisi menangkap pemuda-pemuda Muslim yang melakukan penculikan, tapi mereka semua dilepaskan pengadilan karena masih belum berusia dewasa. Ketiga putri mereka tetap hilang.

“Menculik gadis-gadis Hindu sudah jadi tindakan lumrah. Gadis-gadis ini dipaksa menandatangani kertas perjanjian bercap yang menyatakan mereka telah jadi Muslim,” kata Laljee, seorang warga Hindu di Karachi. “Masyarakat Hindu terlalu takut untuk menunjukkan kemarahannya – mereka takut jadi korban Muslim,” tambahnya.

Banyak gadis-gadis Hindu yang mengalami nasib yang sama di Pakistan. Mereka diculik, diislamkan dengan paksa dan dipaksa kawin dengan seorang Muslim sedangkan orangtua mereka tidak diperbolehkan menjenguk atau bicara dengan mereka. “Gadis Muslimah tidak boleh lagi berhubungan dengan kafir”, kata Maulvi Azis, seorang imam Muslim yang mewakili seorang penculik Muslim dalam kasus berbeda ketika kasus itu disidangkan di pengadilan.

Ketika seorang gadis Hindu diislamkan, ratusan Muslim turun ke jalan dan berteriak-teriak mengucapkan slogan-slogan agama Islam. Jeritan tangis orangtua gadis tersebut tidak didengar pihak Pemerintah. Gadis malang itu diancam jika meninggalkan Islam (murtad), maka mereka akan dibunuh. Banyak kejadian di mana pengacara-pengacara enggan membela keluarga korban karena takut dibunuh kaum ekstrimis Islam.


****
Di bulan Oktober 2005, tiga gadis remaja berjalan di perkebunan coklat dekat kota Poso di Indonesia. Para gadis ini sekolah di sekolah swasta Kristen. Mereka diserang dan dipenggal oleh sekelompok Muslim. Polisi mengatakan kepala mereka ditemukan jauh dari tubuh mereka dan satu kepala diletakkan di depan sebuah gereja. Muslim militan mengarahkan serangan pada propinsi Sulawesi tengah dan yakin tempat ini bisa dijadikan batu pijakan untuk berdirinya negara Islam. Di tahun 2001 dan 2002, orang-orang Muslim menyerang masyarakat Kristen di propinsi itu. Penyerangan ini menarik pasukan militan Islam dari seluruh Indonesia dan mengakibatkan lebih dari 1.000 orang Kristen mati.

****
Muriel Degauque adalah orang Belgia yang berusia 38 tahun. Menurut tetangganya yang telah mengenalnya sejak kecil, Muriel dulu adalah gadis kecil yang “benar-benar normal” yang suka naik papan luncur di salju ketika musim dingin. Dia masuk Islam dan lalu menikah dengan seorang Muslim. Tak lama setelah itu, dia pergi bersama suaminya ke Irak melalui Syria. Di Irak dia meledakkan dirinya sendiri sebagai tindakan serangan terhadap patroli polisi Irak pada tanggal 9 November, 2005. Lima polisi mati dan seorang komandan polisi dan 4 warga sipil luka2 berat.

Semua perbuatan di atas adalah gila, tapi yang ironis adalah semua pelaku perbuatan-perbuatan itu adalah orang-orang yang waras. Mereka tidak sakit jiwa. Apakah yang membuat mereka melakukan tindakan-tindakan kriminal yang sedemikian keji? Jawabnya adalah: Islam. Kejadian-kejadian di atas adalah kejadian-kejadian yang biasa terjadi di dunia Islam. Di mana-mana orang Muslim sibuk membunuhi orang-orang demi kepercayaan mereka.

Mengapa? Apa yang membuat orang waras melakukan perbuatan demikian keji? Mengapa banyak Muslim yang sedemikian marahnya terhadap orang lain, sedemikian sukanya berperang sehingga gampang sekali melakukan kekerasan? Jutaan Muslim melakukan kekacauan masal, protes keras, dan membunuh orang-orang tak berdosa di setiap saat, di mana-mana, dan kemudian mereka mengutip perkataan-perkataan Muhammad. Tingkah laku ini tidak masuk akal. Tapi pelakunya adalah orang-orang waras. Bagaimana kita menjelaskan hal ini?

Untuk bisa mengerti hal ini, kita harus tahu bahwa Muslim diharapkan untuk berpikir seperti nabi mereka. Sehingga akibatnya, sifat, iman, pikiran dan perilaku Muslim mencerminkan sifat dan pikiran Muhammad. Karena Muhammad adalah contoh segala kebajikan dalam Islam, maka diharapkan Muslim menirunya pula dalam segala hal, melakukan apa yang dia lakukan, dan berpikir seperti cara dia berpikir. Secara keseluruhan akibatnya adalah Muslim mengambil jatidiri Muhammad dan meninggalkan jatidiri, hati nurani dan kepribadian mereka secara mendalam. Sewaktu Muslim telah menempati dunia narsistik Muhammad dan secara persis meniru contoh perbuatannya, mereka menjadi penerus dirinya. Muslim bagaikan ranting dari pohon Islam dan akar dari pohon ini adalah Muhammad. Muslim menyerap sifat, kelakuan dan pikiran Muhammad. Bisa dikatakan bahwa setiap Muslim bagaikan Muhammad sendiri dalam ukuran kecil. Karena itu, untuk bisa memahami Muslim secara pribadi atau kelompok, pertama-tama kita harus tahu dan mengenal Muhammad.

Sebenarnya sangat riskan untuk menyelidiki Muhammad karena para Muslim sangat gampang tersinggung jika ada orang yang berani mengritik nabi mereka. Komentar apa saja yang paling remeh sekalipun sanggup membuat Muslim gelap mata. Meskipun Muslim tidak tersinggung jika orang lain mengritik masyarakat Muslim, tapi mereka sangat menolak segala kritik terhadap nabi mereka.

Tidak mungkin untuk melakukan pengamatan jiwa secara seksama dari orang yang sudah mati berabad-abad yang lalu. Akan tetapi, terdapat banyak keterangan rinci tentang kehidupan Muhammad dan perkataannya dicatat secara seksama. Banyak catatan yang dilebih-lebihkan dan penuh hiperbola. Sudah bisa diduga bahwa pengikutnya akan menaikkan status nabi mereka, dengan mengarang keajaiban-keajaiban yang diciptakannya dan menampakkan dirinya sebagai orang suci. Akan tetapi di biografi Muhammad (Sirat Rasul Allah), kita juga bisa membaca ribuan keterangan yang tidak menampakkan dia sebagai orang suci, tapi malah menampakkan dirinya sebagai orang yang jahat, keji, licik, dan bahkan menderita penyimpangan seksual. Tiada alasan untuk mengira kisah-kisah ini dikarang saja tanpa fakta. Para pengikutnya tidak mungkin menggambarkan nabi mereka sebagai tokoh jahat. Jika kisah-kisah ini tertulis, dikisahkan oleh banyak sahabat-sahabatnya yang percaya dan mengasihinya, maka kemungkinan besar kisah-kisah itu memang benar.

Kisah hidup nabi yang terus-menerus berlangsung disebut sebagai mutawattir. Kisah ini diwariskan ke generasi berikutnya melalui banyak mata rantai penyampai cerita dari berbagai kalangan. Tidak mungkin para penyampai cerita yang hidup di tempat yang berbeda dan punya pemahaman berbeda dapat berkumpul bersama untuk mengarang kebohongan yang persis sama tentang nabi mereka.

Dengan mempelajari kisah kehidupan sang nabi (hadis) dan Al-Qur’an, yakni buku yang dipercayai setiap Muslim berisi kata-kata Tuhan secara harafiah, maka kita bisa mengintip jalan pikir Muhammad untuk mengerti perbuatannya dan mengapa dia berbuat demikian. Aku akan mengutip pendapat-pendapat dan teori-teori dari berbagai ahli jiwa (psikolog dan psikiatris), dan membandingkan apa yang diperbuat Muhammad dengan analisa para ahli jiwa. Semua sumber yang kukutip adalah para ahli di bidang psikopatologi. Apa yang mereka katakan dapat diterima akal sehat dan diakui oleh kebanyakan para ahli di bidang ini.

Buku ini bukanlah penelaahan kejiwaan orang yang hidup 1.400 tahun yang lalu tapi lebih bertujuan untuk mengungkapkan karisma Muhammad. Muhammad bagaikan sebuah misteri bagi banyak orang, terutama bagi pengikutnya yang menerima dongeng dan pesona Muhammad secara menyeluruh tapi tidak mau meninjau lebih jauh daripada itu. Perbuatannya sangat jauh dari perbuatan orang suci, tapi dia menunjukkan semua tanda-tanda bahwa dia benar-benar percaya akan perbuatannya. Bagaimana mungkin orang yang begitu penuh dendam, kejam, dan rusak moral bisa memiliki karisma besar yang tidak hanya menyihir sahabat-sahabatnya saja, tapi juga milyaran orang-orang dalam kurun waktu berabad-abad?

Michael Hart dalam bukunya “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” menempatkan Muhammad di ranking nomer satu, lalu diikuti oleh Isaac Newton, Yesus Kristus, Buddha, Kong Hu Cu dan Paulus. Daftar nama yang dibuat Hart itu tidak mengindahkan apakah pengaruh tokoh tersebut adalah pengaruh buruk atau baik. Dalam daftarnya juga tercantum berbagai penguasa kejam seperti Adolph Hitler, Mao Ze Tung dan Joseph Stalin. Bahkan nama Niccolò Machiavelli juga tercantum dalam daftar itu. Bagaimana orang seperti Muhammad yang tidak berkemanusiaan bisa jadi orang yang paling berpengaruh dalam sejarah? Dalam buku ini aku berusaha mengungkapkan jawaban atas pertanyaan ini lebih berhubungan dengan keadaan jiwa manusia daripada apa yang diperbuat Muhammad.

Islam menyebabkan pertumpahan darah lebih banyak daripada sebab-sebab lain di dunia. Menurut beberapa ahli sejarah, di India saja, lebih dari 80 juta orang dibunuh oleh pedang Islam. Jutaan orang mati dibunuh di Persia, Mesir, dan banyak negara lain yang diserang penggarong Muslim, sewaktu ditaklukkan dan sewaktu dijajah berabad-abad kemudian. Hal ini terus berlangsung sampai hari ini.

Para Muslim sering membual, “Kami lebih cinta kematian daripada kehidupan.” Mereka membuktikannya dengan terjadinya ribuan serangan teroris di tahun-tahun terakhir. Bagaimana mungkin Muhammad seorang diri mampu mempengaruhi begitu banyak orang, yang dengan senang hati mati baginya dan bahkan tidak ragu mengorbankan anak-anak mereka sendiri demi dia? Mengapa 25 dari 28 perang yang sedang berlangsung didunia, ternyata melibatkan Muslim yang jumlahnya hanya seperlima jumlah manusia seluruh dunia? Berdasarkan statistik ini, Muslim secara kelompok punya kecenderungan 33 kali lipat lebih besar untuk menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar suatu masalah dibandingkan orang-orang non-Muslim. Mengapa bisa demikian?
Islam adalah hasil pikiran Muhammad. Muslim membaca kata-katanya dalam Al-Qur’an dan hadis dan mengikuti semua perbuatannya secara seksama dalam hidupnya. Bagi mereka, dia adalah makhluk terbaik, manusia paling sempurna, dan teladan yang patut dicontoh. Mereka percaya jika Muhammad melakukan sesuatu, tidak peduli sebiadab apapun, maka itu adalah tindakan yang benar. Tidak ada pertanyaan dan tidak ada masalah moral yang dipertancyakan.

Buku ini menyampaikan dua masalah. Yang pertama adalah Muhammad menderita kelainan jiwa narsistik. Yang kedua adalah Muhammad menderita temporal lobe epilepsi (Adadeh: sebelum epilepsi terjadi, sang penderita mengalami perasaan gundah atau berkhayal mendengar suara, mencium bau atau mengecap rasa). Ada kemungkinan Muhammad juga menderita sakit mental lainnya tapi kepribadian dan kelainan jiwanya menjelaskan keseluruhan fenomena yang dikenal sebagai Muhammad. Buku ini menunjukkan sejumlah besar bukti bahwa Muhammad memang sakit jiwa. Meskipun dia percaya akan tujuannya dan benar-benar tulus akan kesaksiannya, tapi dia tidak mampu membedakan khayalan dan kenyataan. Para saingannya dan yang kenal dekat dengannya memanggil Muhammad dengan julukan majnun (sinting, gila, kerasukan jin). Mereka akhirnya tunduk di bawah penindasannya dan suara mereka yang waras diberangus. Penemuan-penemuan baru tentang otak manusia akhirnya membela mereka. Tapi kita harus tetap ingat, walaupun menderita kelainan jiwa, seorang narsisis tetap sadar bahwa dia bohong dan dialah yang terlebih dahulu harus percaya akan kebohongannya sendiri.

Meskipun buku ini tidak khusus ditulis bagi kaum Muslim, tapi aku menulisnya bagi mereka. Seperti yang dikatakan dalam pepatah Persia, “aku bicara pada pintu agar tembok dapat mendengarnya”. Cukup sudah disebut Muhammad adalah perampok, pembantai masal, gangster penggarong, pedofil, pembunuh, haus wanita, dan lain-lain. Muslim telah mendengar semua itu, dan tetap percaya padanya tanpa berkedip. Anehnya, beberapa dari mereka yang membaca tulisan-tulisanku di internet berkata bahwa “iman Islam mereka bertambah.” Mereka telah menerima Muhammad sebagai manusia unggul dan “karunia belas kasih Tuhan atas manusia.” Mereka tidak menilai dia sebagai nabi dengan standar moral dan kesadaran manusia. Sebaliknya, mereka percaya dia menetapkan standar moral. Bagi mereka, bagus atau buruk, baik atau jahat tidak ditentukan oleh Hukum Emas, dan konsep moral ini sungguh asing bagi jiwa Muslim. Bagi mereka baik dan buruk ditentukan dari halal dan haram, nilai-nilai agama Islam yang tidak mengenal logika, etika, atau moralitas.

1 komentar:

  1. hehe..tendesius: logika, etika, atau moralitas apakah yang anda maksud...setiap kejadian ada akar permasalahannya, dan itu tidak bisa dijadikan sandaran bagi penistaan sebuah agama, atau keyakinan. Tidak adil jika kejadian di Afghanistan (negara yang dianeksasi AS, dengan alasan apapun) dijadikan satu contoh ketidaketisan, atau immoralitas, yang mungkin lebih condong kepada "perlawanan" dibandingkan dengan kisah kejam penganiayaan. Atau satu orang Iran yang "syia'ah" (non Muslim) dijadikan dasar immoralitas dibandingkan pembunuhan oleh orang AS sendiri di pangkalan AL, pembunuhan di Poso bukanlah satu rangkaian kecil melainkan rangkaian hal besar yang "bukan tidak mungkin" didalangi orang-orang luar (Indonesia) yang tentusaja bukan orang Islam (dilihat bahwa sejarah di pulau itu pada awalnya adalah dikuasai bangsa bugis muslim kemudian masuklah orang2 eropa (Portugis/Belanda/Belgia) dan tentu tidak bisa dilepaskan dari kaitan historis, Kasus di Irak (telah berakhir dengan nyata) bhw telah terjadi pembunuhan massal terhadap rakyat Irak (Muslim) oleh serdadu AS (yang katanya lebih beradab?) itu, wikileaks hanya mengungkap sebagian yang terungkap... adanya blog ini dan sebangsanya yang dibuat oleh satu akun, tentu punya tendensi yang sangat luar biasa mengerikan kebohongannya dan mengarah kepada pembodohan publik serta pendeskreditan terhadap salah satu agama... marilah kita sejenak berfikir bahwa perang salib sudah lama berlalu dan jika diteruskan, maka Israelah saat ini menjadi pemenangnya karena berhasil menaklukkan Jerusalem dan Palestina... dengan ribuan bahkan jutaan nyawa yang dikorbankan (yang mungkin menurut penulis blog ini "berdosa") silakan... pendapat anda berdosa dan tak berdosa bukanlah monopoli pendapat pribadi anda... jika memang warga sipil Jerusalem, Palestina adalah berdosa menurut anda... jadi, siapakah anda yang sudah menjustifikasi manusia mana yang harus berdosa?

    BalasHapus